iklan

Pesan terakhir Osmanu untuk sang kekasih: Dia minta saya bersabar

Pesan terakhir Osmanu untuk sang kekasih: Dia minta saya bersabar

Pesan terakhir Osmanu untuk sang kekasih: Dia minta saya bersabar


Pesan terakhir Osmanu untuk sang kekasih: Dia minta saya bersabar


 Jenazah terpidana mati Seck Osmanu sudah tiba dari Nusakambangan dan kini disemayamkan di RS St Carolus, Salemba Raya, Jakarta. Jasad Osmanu dibawa dengan peti berwarna cokelat tiba sekitar pukul 10.55 WIB.
Pantauan merdeka.com di RS St Carolus, Jumat (29/7), tidak ada keluarga besar yang mendampingi jasad Osmanu di rumah duka. Hanya ada sang adik, beberapa kerabat dan seorang wanita mengenakan pakaian hitam dengan wajah yang ditutupi selendang dan berkacamata hitam. Ternyata, wanita tersebut kekasih Osmanu bernama Wina.

Wina adalah seorang Warga Negara Indonesia. Dia sudah tampak sejak jenazah belum tiba dan menunggu di Ruang Bernadet. Wina tak bisa menutupi kesedihannya. Bersama adik Osmanu, Wina setia di sisi jenazah.

Terakhir kali, Wina melakukan komunikasi dengan mendiang Osmanu tadi malam sebelum eksekusi, melalui telepon.

"Komunikasi tadi malam, dia nyuruh saya sabar," kata Wina di lokasi, Jumat (29/7).

Wina tak banyak bicara. Sempat keluar ruangan, kemudian dia kembali duduk di samping peti mati Osmanu. Dia ikut melihat proses pemberian formalin.

Terpisah, Rina, rohaniawan yang mendampingi Osmanu menilai terpidana kasus narkoba itu sosok yang menyenangkan. Meski terkadang suka jahil.

"Dia sangat jahil orangnya. Dan Seck Osmanu juga sangat nice. Selain telah bertobat, sebenarnya dia ingin diberikan kesempatan hidup agar mampu mengabdi di jalan Tuhan," ungkap Rina di tempat yang sama.

Selama berada di lapas, Seck Osmanu senang menghadiri kegiatan sosial yang turut mengundang anak-anak yatim.

"Dia sangat suka lihat anak-anak nyanyi. Karena saya punya panti asuhan dan dia sangat suka memberikan es krim dan dia sangat nice orangnya," kata Rina.
1 Napi terakhir Polsek Kubu yang kabur ditangkap sebelum Jumatan

1 Napi terakhir Polsek Kubu yang kabur ditangkap sebelum Jumatan

1 Napi terakhir Polsek Kubu yang kabur ditangkap sebelum Jumatan0

1 Napi terakhir Polsek Kubu yang kabur ditangkap sebelum Jumatan
Tahanan kabur dari Polsek Kubu Rokan Hilir. ©2016 merdeka.com/abdullah sani
Sebanyak tujuh tahanan Mapolsek Kubu Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau yang kabur, Selasa (26/7), berhasil ditangkap. Yang terakhir ditangkap polisi yakni Sugiman, Jumat (29/7) sekitar pukul 10.00 WIB. Dia merupakan tahanan kasus pencurian kendaraan bermotor.

Kapolres Rokan Hilir AKBP Hendri Posma Lubis saat dikonfirmasi mengatakan, selain meringkus tujuh tahanan yang melarikan diri, polisi juga menangkap Anton (19) warga yang turut membantu membawa gergaji untuk memotong teralis besi tahanan.

"Dia (Anton) yang memasukkan gergaji ke dalam sel jeruji besi Polsek Kubu. Anton ini adik dari seorang tahanan kasus pencurian kendaraan bermotor yakni Rahmadani," ujar Posma.

Identitas ketujuh tahanan itu adalah Abdul Saman tahanan kasus pencabulan, Heri Setiawan kasus penggelapan, Rahmadani kasus curanmor, Jali kasus penggelapan sepeda motor, Hasan Ashari kasus curanmor dan Suyandi kasus pencurian dengan pemberatan. Dan tahanan terakhir yang ditangkap Sugiman, kasus curanmor.

"Tidak ada yang ditembak, semua ditangkap dalam keadaan sehat," kata Posma.

Sementara itu, Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto menegaskan, pihaknya akan memberikan sanksi dan hukuman terhadap anak buahnya yang bertugas menjaga tahanan itu hingga melarikan diri.

"Saya juga sudah meminta agar (Provos) melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang piket, apa penyebabnya kok tahanan bisa melarikan diri dari ruang sel Polsek tersebut," tegas Supriyanto.

Seperti diberitakan sebelumnya, tujuh tahanan itu kabur sekitar pukul 00.00 WIB. Saat itu anggota polisi yang piket di tahanan adalah Brigadir Arsyad Efendi dan Briptu Eka Zakaria. Saat dilakukan pengecekan mulanya tahanan sel Polsek Kubu masih lengkap.

Saat itu ada delapan tahanan. Yakni di sel nomor dua sebanyak empat orang, dan sel nomor tiga sebanyak empat orang. Namun beberapa jam kemudian, Brigadir Ferinando Napitupulu, Brigadir Arsyad Efendi dan Briptu Eka Zakaria melakukan pengecekan tahanan, tujuh tahanan sudah tidak ada di dalam sel dan melarikan diri.

Tahanan yang kabur dari sel nomor dua sebanyak tiga orang yakni Jali, Sugiman dan Suyandi. Sedangkan tahanan di sel nomor tiga sebanyak empat orang, yakni Rhamdani, Heri Setiawan, Abdul Saman dan Hasan Ashari.
Segmen 1: Pasca-Eksekusi hingga Jenazah Terpidana M

Segmen 1: Pasca-Eksekusi hingga Jenazah Terpidana M


Segmen 1: Pasca-Eksekusi hingga Jenazah Terpidana M

- Eksekusi sudah dilakukan terhadap empat terpidana mati kasus peredaran narkoba. Salah satu jenazah atas nama Humprey Ejike alias Doktor langsung dikremasi di Krematorium Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah.
Sementara itu, jenazah salah satu terpidana mati, Seck Osmane, disemayamkan di Rumah Sakit Carolus Jakarta Pusat. Jenazah terpidana narkoba berkewarganegaraan Nigeria tersebut tiba di RS Carolus pada pukul 11.00 WIB.

Menkum HAM sebut tak ada ampun buat bandar narkoba

Menkum HAM sebut tak ada ampun buat bandar narkoba

Menkum HAM sebut tak ada ampun buat bandar narkoba




Menkum HAM sebut tak ada ampun buat bandar narkoba
Menkum HAM Yasonna Hamonangan Laoly. ©2014 merdeka.com/dwi narwoko


- Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly mengatakan, kendati menerapkan hukuman mati tetapi sulit mencegah perderan narkoba di tanah air. Menurut Yasonna, hal itu karena jumlah pemakai narkoba di Indonesia cukup tinggi.


"Jumlah pasar dan orang yang ketergantungan narkoba di negara kita tentu (besar), bandar bandar dari international akan selalu mengupayakan dengan segala cara (menyelundupkan narkoba masuk ke Indonesia)," ujar Yasonna di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Jumat (29/7).

Menurut Yasonna, Indonesia masih menjadi market pasar narkoba internasional. Dia mencontohkan penyelendupan narkoba dari Tiongkok yang disembunyikan di dalam pipa besi merupakan bukti nyata permintaan obat terlarang itu di Indonesia masih tinggi.

Dia menjelaskan, pemerintah melalui BNN (Badan Narkotika Nasional), Polri, beserta kementerian atau pun lembaga terkait tengah berupaya keras menangkal masuknya peredaran narkoba masuk ke Indonesia. Namun khusus bagi pengguna narkoba, pemerintah mengupayakan rehabilitasi.

"Pengguna harus kita rehabilitasi. Nah baik yang di dalam atau pun yang di luar bandar harus kita hukum berat," tandasnya.

Diketahui, empat terpidana kasus narkoba dieksekusi mati pada Jumat (29/7) dini hari. Mereka adalah Humprey Ejike (40), Freddy Budiman (37), Michael Titus (34), Cajetan Uchena Onyeworo Seck Osmane (34).
Ternyata planet Jupiter tak 'kelilingi' matahari

Ternyata planet Jupiter tak 'kelilingi' matahari

Ternyata planet Jupiter tak 'kelilingi' matahari




Ternyata planet Jupiter tak 'kelilingi' matahari
 Mungkin dari kecil kita diajari bila tata surya mempunyai beberapa planet yang semuanya mengelilingi matahari. Namun ternyata ajaran itu terbukti salah akibat keunikan planet Jupiter.
erius Jupiter. © NASA/ESA




Pertama perlu diketahui bila planet selain Jupiter mempunyai lintasan (orbit) melingkar dengan matahari sebagai pusatnya. Gaya gravitasi matahari yang membuat planet-planet tetap berada di orbitnya.
Apabila digambar, titik tengah massa atau barycenter matahari menjadi pusat dari seluruh orbit Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Jupiter tidak demikian.
Planet Jupiter, menurut Tech Insider, mempunyai massa 2,5 kali total 7 planet lain di tata surya kita. Ukuran dan massa raksasa membuat titik tengah orbit Jupiter tidak ada pada titik tengah matahari, melainkan sedikit di atas permukaan matahari.

Pusat orbit Jupiter 2016 NASA/Tech Insider Oleh karena itu ilmuwan mengatakan bila Jupiter bisa dibilang tidak benar-benar berputar mengelilingi matahari sebagai pusatnya.
"Jupiter sekitar 318 kali lebih besar dari Bumi. Jadi pusat barycenter Jupiter dan matahari sedikit lebih jauh dari inti matahari," ujar ilmuwan NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat.
Hanura pastikan Wiranto komit tuntaskan kasus pelanggaran HAM

Hanura pastikan Wiranto komit tuntaskan kasus pelanggaran HAM

Hanura pastikan Wiranto komit tuntaskan kasus pelanggaran HAM

Hanura pastikan Wiranto komit tuntaskan kasus pelanggaran HAM     
Sarifuddin Sudding. ©dpr.go.id


Merdeka.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Syarifuddin Sudding memastikan Jenderal (Purn) Wiranto berkomitmen untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Apalagi, sampai menghambat proses pengungkapan lembaran hitam sejarah Indonesia itu.


"Tidak ada upaya menghambat segala macam. Beliau akan menindaklanjuti program yang sudah dijalankan Pak Luhut. Kalaupun dalam program itu ada kerangka penjelasan masalah HAM, akan tetap dilakukan," ujar Suding di Gedung DPR RI Senayan, Jumat (29/7).

Sudding juga meyakini proses penunjukan Wiranto sebagai Menko Polhukam oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sudah melalui proses pertimbangan yang matang. Di mana Presiden memang mencari orang yang dianggap kompeten menjalankan kebijakan pemerintah.

"Dari awal saya katakan ketika presiden melakukan evaluasi terhadap pembantu-pembantunya dan tidak sesuai dengan harapan beliau, tentunya presiden harus ambil sikap," katanya.

Sudding juga menilai, ditunjuknya Wiranto sebagai Menko Polhukam bukanlah merupakan kompensasi dari Presiden Jokowi, terkait dua kader Hanura yang terdepak dari kabinet kerja. Menurutnya, Wiranto memang punya kapasitas sebagai Menko.

"Pak Wiranto memiliki kapabilitas. Punya pengalaman yang sangat panjang, bahkan juga pernah menjadi Menko di era Gus Dur. Dari segi kapabilitas, profesional beliau tidak diragukan untuk itu," kata Sudding.
Koruptor Tak Dibui, Jokowi Ingkari Nawacita

Koruptor Tak Dibui, Jokowi Ingkari Nawacita

Koruptor Tak Dibui, Jokowi Ingkari Nawacita

Koruptor Tak Dibui, Jokowi Ingkari Nawacita

Grafis: Media Indonesia
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Langkah pemerintah mengkaji hukuman koruptor dengan hanya mengembalikan uang negara dianggap jadi indikasi tak seriusnya pemberantasan korupsi.

"Kajian tersebut kurang bisa menjawab usaha pemberantasan korupsi seperti yang dijanjikan Presiden Jokowi," kata peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM Yogyakarta, Hifdzil Alim, kepadaMetrotvnews.com, Selasa (26/7/016).
Hifdzil menjelaskan hukuman dengan hanya mengembalikan uang tak bakal membuat jera para koruptor. Hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya koruptor walaupun banyak yang sudah dipenjarakan.

"Jika penjeraan yang dilakukan koruptor hanya berupa mengembalikan uang yang dicuri, bagaimana cara menghitungnya? Bagaimana mengukurnya? Apakah fixed cost atau total cost?" ujarnya.

Dosen Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga itu juga mengungkapkan, jika kajian itu direalisasikan, bakal berseberangan dengan salah satu dari sembilan program Nawacita Presiden Jokowi, yakni penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

"Sangat tidak patut jika Jokowi mengingkari janjinya memberantas korupsi," kata dia.

Dia juga khawatir kebijakan itu membuat penjahat kasus lain ingin diperlakukan sama. "Kalau penjahat (kasus) narkoba minta hal yang sama bagaimana? Tidak dikenakan hukuman mati, tapi hanya diminta mengembalikan uang dari hasil menjual narkoba?" kata dia.

Pemerintah sedang mengkaji kebijakan untuk tidak memenjarakan terpidana korupsi. Koruptor mungkin hanya diminta mengembalikan uang negara.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Pandjaitan, di hadapan ratusan sivitas akademika Universitas Sumatera Utara (USU) peserta kuliah umum di Gelanggang Mahasiswa Kampus USU, Medan, Senin 25 Juli.

"Kami sedang mengkaji ini, sebab kalau (koruptor) dipenjara pun tidak memberikan efek jera. Selain itu, bangunan penjara sudah tidak mampu lagi menampung karena jumlah narapidana kian bertambah," kata Luhut.

Pelaku korupsi, lanjut Luhut, kelak akan dipenalti agar mengembalikan semua uang negara dan meletakkan jabatan.
Polisi segera Tetapkan Tersangka Kasus Sengketa Tanah Cengkareng Barat

Polisi segera Tetapkan Tersangka Kasus Sengketa Tanah Cengkareng Barat

Polisi segera Tetapkan Tersangka Kasus Sengketa Tanah Cengkareng Barat


Polisi segera Tetapkan Tersangka Kasus Sengketa Tanah Cengkareng Barat
Kantor Bareskrim Mabes Polri. Foto: Dok/BBC
Metrotvnews.com, Jakarta: Kasus dugaan terjadi patgulipat dalam pelepasan tanah di Cengkareng Barat terus diselisik Bareskrim Polri. Polisi sudah memeriksa sejumlah saksi.

Kabareskrim Komjen Ari Dono menyatakan pihaknya masih terus menelusuri kasus tersebut. Ari yakin bakal mendapatkan tersangka.
"Nanti pasti akan ada tersangkanya," ujar Ari Dono di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/7/2016).

Ari menjelaskan, polisi sudah memeriksa 17 orang saksi. Polisi juga menyita sejumlah dokumen. Ari enggan mengungkap dokumen tersebut. "Pokonya dokumen, tidak usah dirinci satu satu, yang pasti berhubungan dengan tanah," jelas dia.

Kasus ini mencuat ketika Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Provinsi DKI memberitahukan uang terima kasih sebesar Rp9,6 miliar ke Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Thajaha Purnama. Ahok menyebut uang itu dari pemilik lahan seluas 4,6 hektare yang dibeli Dinas Perumahan sebesar Rp668 miliar: Toeti Noezlar Soekarno.


Tanah milik Pemprov DKI Jakarta di Cengkareng Barat, Jakbar, bersebelahan dengan tanah sengketa. Foto: MTVN/Wanda Indana 

Ahok meyakini uang itu adalah gratifikasi yang ingin dibagikan pemilik tanah ke salah seorang mantan kepala bidang di Dinas Perumahan. Kepala Dinas Perumahan Ika Lestari Aji dan Kepala Pembangunan Perumahan dan Pemukiman DKI Jakarta, Sukmana, dilengserkan karena kisruh pembelian tanah.

(Baca juga: Daftar Pejabat yang Dicopot karena Kasus Tanah Cengkareng)

Ternyata Badan Pemeriksa Keuangan menyebut tanah itu milik Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (DKPKP) DKI Jakarta. Dalam laporan BPK, lahan DKPKP tersebut pernah menjadi obyek sengketa dengan PT Sabar Ganda milik DL Sitorus. Namun Mahkamah Agung pernah mengeluarkan nomor putusan 1102/pdt/2011 pada 1 Februari 2012 yang menolak gugatan PT Sabar Ganda terhadap lahan DKPKP.

(Baca juga: Ruang Kerja Lurah Cengkareng Barat Kembali Digeledah BPK)

Akibat kejadian itu, Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI terancam merugi Rp668 miliar. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah melaporkan kasus ini ke KPK. Bareskrim Polri dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) sudah mendatangi kantor Kelurahan Cengkareng. Petugas juga meminta beberapa dokumen yang dianggap berhubungan dengan kepemilikan tanah yang kini diklaim sejumlah pihak itu.

(Baca juga: Memburu Lurah Tarso, Saksi Kunci Pembelian Lahan Cengkareng)
Menelusuri Jejak Duit Lahan Cengkareng Barat

Menelusuri Jejak Duit Lahan Cengkareng Barat

Menelusuri Jejak Duit Lahan Cengkareng Barat

Menelusuri Jejak Duit Lahan Cengkareng Barat

Lahan sengketa di Cengkareng Barat. Foto: Googlemaps.
Duit gratifikasi pembelian lahan Cengkareng Barat, Jakarta Barat, diduga mengalir ke banyak pihak. Lahan seluas 4,6 hektare itu dijual 'pemilik' lahan, Toeti Noezlar Soekarno, seharga Rp668 miliar ke Dinas Perumahan DKI Jakarta pada November 2015.

Uang 'terima kasih' itu dibagikan dalam jumlah beragam, mulai dari jutaan rupiah hingga miliaran rupiah. Sampai saat ini angka uang gratifikasi yang paling besar diterima mantan Kepala Bidang Pembangunan Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan DKI Sukmana.

Pada Januari 2016, Sukmana disodorkan uang Rp9,6 miliar. Fulus diserahkan langsung oleh kuasa tanah Toeti Soekarno, Rudy Hartono Iskandar.

Sukmana sempat terkejut menerima uang berjumlah fantastis itu. Sukmana juga menanyakan untuk apa uang sebanyak itu diberikan kepada dirinya.

"Dia bilang uang terima kasih operasional dinas dan dia langsung pergi," kata Sukmana Kepada Metrotvnews.com, Jumat (1/7/2016).

Tak sampai di situ, beberapa pejabat kota disebut-sebut ikut kecipratan uang pembelian lahan yang berada di Rawa Bengkel, Cengkareng Barat. Mantan Lurah Cengkareng Barat Mohammad Hatta mengaku mendapat uang sebesar Rp250 juta. Uang tersebut sebagai tanda terima kasih setelah dirinya meneken surat lahan milik Toeti Soekarno tidak dalam sengketa.

"Iya (menerima uang). Tapi, kan saya enggak pernah ambil. Itu sudah dikasih ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Hatta pada Metrotvnews.com di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (19/7/2016).


Rumah kediaman Hatta di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Foto: MTVN/Nur Azizah

Hatta mengaku tak mengetahui asal muasal uang tersebut. Ia membantah Rudy Hartono Iskandar yang memberikan uang tersebut.

"Enggak tahu saya (asal uang). Saya sudah takut terima itu. Saya juga sudah itikad baik untuk mengembalikan ke KPK," ungkap Hatta.

Tersiar kabar, Hatta memperoleh uang itu dari Camat Cengkareng, Masud Effendi. Masud diduga mendapatkan uang dari Rudy untuk membagi-bagikan ke beberapa pejabat kelurahan yang terlibat.

"Ya Udah lah. Enggak usah ini lah. Ntar ini lagi. Pokoknya itu, ntar kalo saya ngomong, itu lagi." tutur Hatta.

Saat dikonfirmasi, Masud Effendi tak mengambil pusing. Ia menyerahkan masalah tersebut kepada penyidik Bareskrim.

"Itu kan hak dia untuk menjawab. Saya enggak tahu. Biarlah masalah ini ditangani oleh bareskrim," jawab Masud.

Kemudian, mantan Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Cengkareng Barat Gozali juga menerima gratifikasi. Kabarnya, paraf Gozali dihargai Rp30 juta hingga Rp35 juta.

Baca: Satu Lahan Empat Pemilik

Namun, ia buru-buru membantah kabar tersebut. Kendati begitu, Gozali tak nemampik bila dirinya menerima uang sebagai hadiah. Uang ia terima setelah tiga kali mengurus surat pengajuan sertifikat tanah milik Toeti Soekarno.

"Demi Allah saya enggak terima segitu (Rp35 juta). Kalau jumlahnya segitu, saya enggak seperti ini. Saya dikasih Rp5 juta doang," tegas Gozali kepada Metrotvnews.com, Jakarta Barat, Senin (25/7/2016).

Menurut pengakuannya, mantan Lurah Cengkareng Barat Tarso yang memberikan uang tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat, Tarso mendapat jatah Rp2 miliar dari Rudy Hartono Iskandar.

Tarso diduga sebagai saksi kunci yang mengetahui seluruh proses pembuatan sertifikat milik Toeti Soekarno. Namun, hingga saat ini, Tarso belum bisa dikonfirmasi.


Kelurahan Cengkarenag Barat. Foto: jakarta.go.id
 

Mencari Tarso

Sejak Kamis 30 Juni 2016 Metrotvnews.com mencoba menelusuri keberadaan Tarso. Dia dikabarkan dimutasi ke Kelurahan Pegadungan, Jakarta Utara. Namun, saat menyambangi Kelurahan Pegadungan, Tarso sudah distafkan ke Kelurahan Duri Kosambi.

Sejak itu, hampir setiap hari Metrotvnews.com menyambangi tempat Tarso bekerja untuk memperoleh keterangan darinya. Sayangnya, hingga hari ini Tarso belum juga menunjukan batang hidungnya.

"Dia kalau datang itu pagi-pagi banget. Sekitar pukul 06.30 WIB, terus langsung pulang. Datang lagi bisa pukul 19.00 WIB atau 19.30 WIB. Pokoknya pas lagi sepi," tutur Bendahara Kelurahan Duri Kosambi, Apin.

Tak hanya mencari di tempatnya bekerja, Metrotvnews.com juga mendatangi kediaman Tarso di Jalan Ulan Raya RW 03, Duri Kosambi, Jakarta Barat. Sejak Kamis 30 Juni 2016 hingga kini, kediaman Tarso tampak sepi.

Dari balik gerbang, yang terlihat hanya tiang-tiang besi yang masih dalam proses pembangunan. "Dari seminggu sebelum puasa sudah berhenti. Enggak tahu dilanjut lagi atau tidak. Saya juga udah enggak pernah ketemu sama orangnya. Katanya sih pindah di Greenlake," tutur Yunus, salah satu tetangga Tarso.

Lalu, Rabu, 13 Juli 2016 Metrotvnews.com, menyambangi tempat tinggal Tarso yang baru di perumahan Greenlake City, Duri Kosambi. Namun, tidak diizinkan masuk oleh petugas keamanan setempat.

"Kami belum dapat izin dari pak Tarso kalau mbak boleh masuk atau tidak," ujar salah satu satpam.

Menurut satpam lainnya, Taufik, Tarso sudah tinggal di Cluster Australia sekitar dua bulan lalu.
Pada Selasa, 19 Juli 2016, Metrotvnews.com, mencoba mendatangi kembali rumah pria asal Kuningan itu, namun tidak membuahkan hasil. Sampai saat ini, Metrotvnews.com, masih mengejar keterangan dari saksi kunci pembuatan sertifikat Toeti Soekarno itu.



Selain Tarso, Metrotvnews.com juga terus mengejar kesaksian Rudy Hartono Iskandar. Rudy diduga mengetahui seluruh proses pembelian lahan Cengkareng Barat hingga pembagian gratifikasi.

Rabu, 13 Juli 2016 Metrotvnews.com bertandang ke rumah Rudy di Bukit Golf I Pondok Indah, Jakarta Selatan. Sayangnya, Rudy tidak di tempat.

"Bapak lagi pergi ke Australia, dari sekitar lima hari sebelum lebaran," kata tukang kebun Rudy, Karim.

Karim menuturkan, Rudy rutin ke negeri Kangguru untuk menjenguk anaknya yang sedang menimba ilmu. Setidaknya, dalam setahun, pemilik showroom mobil RHYS di Radio dalam itu bisa tiga kali ke Australia.

Ia menambahkan, Rudy sudah mendapat surat panggilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak tiga bulan lalu. Seminggu setelahnya, Metrotvnews.com, mencoba mendatangi kediaman Rudy kembali, namun direktur dari PT Andi Artha itu belum juga tida di Indonesia.

Metrotvnews.com pun sudah berulangkali menghubungi Rudy melalui sambungan telepon dan aplikasi whatsapp, namun tidak ada jawaban. Padahal, nomor yang ia gunakan aktif.
Besok Malam, Relawan Prakarsai Pertemuan Parpol & Ahok

Besok Malam, Relawan Prakarsai Pertemuan Parpol & Ahok

Besok Malam, Relawan Prakarsai Pertemuan Parpol & AhokBesok Malam, Relawan Prakarsai Pertemuan Parpol & Ahok


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Foto: MI/Arya Manggala
Metrotvnews.com, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Teman Ahok, dan partai politik akan melangsungkan pertemuan bersama. Pria yang karib disapa Ahok mengungkapkan pertemuan tersebut akan dilakukan Rabu, 27 Juli besok.

"Saya dikasih tahu besok malam," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2016).
Ahok mengungkapkan, kendati bertemu bersama bukan berarti dirinya bakal melakukan deklarasi jalur partai politik. Malah, Ahok mengaku tak tahu menahu terkait deklarasi tersebut. "Saya enggak tahu (soal pengumuman)," tegas Ahok.

Saat dikonfirmasi Metrotvnews.com, salah satu founder Teman Ahok, Singgih Widyastomo membenarkan hal tersebut. Namun dia belum bisa menjelaskan secara detail acara tersebut. "Nanti kita kirimkan agendanya," kata Singgih.


Salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastono. Foto: MTVN/Dian Ihsan Siregar

Sebelumnya Juru Bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas mengungkapkan pihaknya akan kembali bertemu untuk menyamakan persepsi terkait jalur politik Ahok. Sebab diketahui, Ahok sangat mempercayakan keputusannya di tangan Teman Ahok.

Hingga kini ada tiga partai yang mengaku mendukung Ahok, yakni NasDem, Hanura, dan Golkar. Jika bersatu, ketiga partai ini bisa mengusung Ahok dari jalur partai dengan perincian Golkar memiliki sembilan kursi, Hanura memiliki 10 kursi, dan NasDem memiliki lima kursi di DPRD.
Anggota DPR Arif Wibowo Bantah Memukul ABK

Anggota DPR Arif Wibowo Bantah Memukul ABK

Anggota DPR Arif Wibowo Bantah Memukul ABK


Anggota Komisi II DPR Arif Wibowo -- Foto: Antara/Ismar Patriski
Metrotvnews.com, Jakarta: Anggota DPR RI Arif Wibowo membantah memukul anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Arif menyebut dirinya yang justru ditendang dan terjatuh saat peristiwa itu terjadi.

"Saya tidak pernah memukul orang. Saya yang ditendang dan jatuh dua kali," kata Arif kepada wartawan, Selasa (26/7/2016).

Untuk mengakhiri kesimpang siuran kasus pemukulan ini, Arif berjanji akan menjelaskan kronologis insiden tersebut. "Nanti kujelaskan," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu diduga memukul ABK Nusa Makmur, Febrian Putra, di Pelabuhan Gilmanuk, Bali, Sabtu 16 Juli.

Kejadian bermula ketika Arif dan keluarganya hendak ke Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur.

Saat memarkir mobilnya di dalam kapal, Febrian dengan lantang meminta Arif memarkir kendaraan terlebih dulu baru menurunkan penumpang. Febrian mengaku berteriak untuk menandingi suara mesin dan knalpot kapal yang bising.

Diduga kesal dengan teguran Febrian yang lantang, Arif turun dari kendaraannya diikuti dua orang yang diduga pengawal. Tanpa banyak kata, ketiganya mendorong Febrian dan diduga melakukan pemukulan.

Tidak berselang lama, petugas keamanan kapal datang dan berusaha melerai. Febrian dan Arif kemudian dibawa turun dari kapal untuk dimintai keterangan. Masalah ini kini dibawa ke Polsek Gilimanuk dan sudah berakhir damai.
Eksklusif, Nadya Arina Tak Pernah Puas dalam Berkarier

Eksklusif, Nadya Arina Tak Pernah Puas dalam Berkarier

Eksklusif, Nadya Arina Tak Pernah Puas dalam Berkarier


Bintang.com, Jakarta Meski sudah banyak sinetron dan FTV yang dibintanginya. Belakangan ia juga sudah merambah bermain di film layar lebar, namun  Nadya Arinatidak pernah puas dengan apa yang sudah diraihnya. Apa yang membuatnya selalu ingin lebih baik dan lebih baik lagi?
***
Cewek bernama lengkap Nadya Arina Pramudita ini terjun di dunia entertain sejak tahun 2014 silam. Sebelumnya ia menekuni dunia modeling, baru merambah dunia akting. Awalnya ia mendapat peran kecil dalam sinetron. Setahun bersabar ia kemudian baru mendapat kesempatan yang lumayan berarti saat kebagian peran dalam sinetron Cantik-Cantik Magic.
“Bisa bermain dalam sinetron Cantik-cantik Magic adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya. Soalnya saya kan anak baru di  sinetron namun sudah bisa beradu akting dengan Rizky Nazar, Fero Walandouw, Michelle Ziudith dan lain sebagainya. Alhamdulillah saya bisa membuktikan diri kalau  bisa bermain dengan baik,” kata Nadya yang kini kuliah di fakultas hukum semester III salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Kerja keras Nadya Arina ternyata berbuah manis. Setelah sinetron Cantik-cantik Magic, Nadya dipercaya main dalam sinetron berikutnya. Sinetron ini seperti pembuka jalan baginya untuk beraksi dalam sinetron-sinetron selanjutnya. Dara kelahiran Jakarta,  15 Okober 1997 ini dipercaya membintangi sinetron High School Love Story, Pacarku Dari Langit dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selain sinetron Nadya juga mendapat  peran dalam puluhan FTV. FTV baginya tak kalah menantang karena ceritanya utuh dan proses syutingnya tidak terlalu lama. “Sebenarnya sinetron dan FTV dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namu entah kenapa dari sisi kepuasan, bermain dalam FTV lebih puas. Karena ceritanya utuh,” ujarnya.
Pelan-pelan namun pasti karier Nadya Arina terus berkembang. Saat rumah produksi Screenplay akan memproduksi film layar lebar berjudul Magic Hour, ia termasuk saah satu bintang yang dilibatkan. “Alhamdulillah saya akhirnya dipercaya untuk ikut  ambil bagian dalam film Magic Hour. Dan saya ikut senang karena film itu banyak yang suka. Menurut informasi yang saya terima, jumlah penontonnya lumayan bagus pada saat tayang di bioskop. Magic Hour termasuk film yang jumlah penontonnya cukup besar,” katanya.

Meski sudah banyak sinetron, FTV dan belakangan juga main film layar lebar, namun Nadya Arina tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah diraihnya. “Saya tidak pernah puas dengan apa yang sudah saya raih. Soalnya kalau saya sudah merasa puas, ke depannya tidak akan bersemangat lagi. Itulah sebabnya mengapa saya terus dan terus bereksplorasi untuk peran-peran baru dalam sinetron, FTV atau film berikutnya. Biarlah orang yang memberikan penilaian atas apa yang sudah saya lakukan,” katanya kepadaEdy Suherli, Hasan Mukti Iskandar dan fotografer Febio Hernanto saat melakoni sesi pemotretan dan wawancara belum lama berselang di markas Bintang.com di bilangan Menteng, Jakarta Pusat. Inilah petikan selengkapnya.
Antara PIL dan WIL dalam Rumah Tangga Angel Karamoy

Antara PIL dan WIL dalam Rumah Tangga Angel Karamoy

Bintang.com, Jakarta Rumah tangga Angel Karamoy dan Steven Rumangkang dilanda keretakan. Sudah empat bulan bintang yang melejit lewat sinetrin Bidadari itu meninggalkan rumah yang ditempati bersama suami dan dua anak tercinta; Lovely Maria Rumangkang dan Junio McKenzie Rumangkang. Tak ada kabar di mana dia berdomisili tiba-tiba ada berita soal keintiman Angel dengan Pasha Ungu yang ditengarai sebagai pria idaman lain alias PIL.
"Inilah jawaban dari semua kejadian empat bulan belakangan ini. Angel meninggalkan rumah kami tanpa saya tahu di mana ia berdomisili sekarang. Ternyata muncul berita heboh soal kedekatan dia bersama Pasha Ungu. Kalau begitu siapa yang punya idalam lain? Jadi bukan saya yang punya WIL, tapi dia yang punya PIL," tukas Steven Rumangkang ketika dihubungi Bintang.com pada Rabu (2/12/2015).

Steven juga menegaskan soal keluarnya Angel dari rumah bukan karena kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. "Saya tegaskan tidak ada KDRT selama Angel di rumah kami. Kami mengasihi dan menyayangi dia. Enggak tahu mengapa dia sampai harus meninggalkan rumah," kata Steven heran.
Ia juga menepis tudingan dirinya melarang Angel beraktifitas di luar rumah. "Soal kesibukan di luar rumah seperti untuk syuting sinetron atau tampil di acara tertentu saya tidak pernah melarang. Saya malah memberi kebebasan bagi Angel untuk berkekspresi," tandasnya.

Steven Rumangkang berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi Angel Karamoy. "Dia sudah membuat malu dirinya sendiri dan keluarga. Ya keluarga besar baik dari pihak saya maupun pihak Angel sendiri. Dia harus menjelaskan persoalan ini sejelas-jelasnya. Jangan hanya diam," tegas Steven.

Kategori

pengunjung

Kategori